Saat ini, banyak investor di dunia yang tertarik dengan investasi saham. Namun, sebelum memulai investasi saham, penting untuk memahami cara trading yang benar. Salah satu alat yang digunakan oleh para investor untuk memperoleh keuntungan maksimal adalah Parabolic SAR.

Parabolic SAR (Stop and Reverse) adalah indikator yang sering digunakan dalam trading saham. Alat ini berfungsi untuk membantu investor memprediksi arah pergerakan saham dan menentukan timing yang tepat untuk membeli atau menjual saham. Dalam artikel ini, akan dibahas cara menggunakan Parabolic SAR dengan mudah dan efektif.

Pengenalan tentang Parabolic SAR

Parabolic stop and reverse (SAR) adalah sebuah alat teknis yang digunakan dalam trading forex untuk membantu mengidentifikasi kapan trend pasangan mata uang kemungkinan akan berubah. Indikator ini sangat populer karena sinyalnya dapat diterapkan pada timeframe apapun. Jadi apapun jenis trading Anda, Anda dapat menggunakannya untuk melihat tren pasar saat ini yang sedang happening.

Bagaimana Parabolic SAR Bekerja?

Parabolic SAR dirancang untuk mengidentifikasi kapan trend akan berusaha melawan pasar dalam jangka pendek. Ini bertindak sebagai titik stop yang berguna dengan mengalihkan posisi trading ketika momentum harga berubah. Indikator ini dibuat berdasarkan harga pasar dan kecepatan perubahannya. Kecepatan suatu pasangan mata uang yang diperkirakan akan berubah berfungsi sebagai titik-titik SAR.

Cara Membaca Parabolic SAR

Indikator Parabolic SAR menunjukkan momentum pasar dengan menempatkan titik-titik di atas atau di bawah harga pada grafik. Jika pasangan mata uang sedang naik, maka titik-titik akan ditampilkan di bawah harga, sedangkan jika pasangan mata uang turun, titik-titik akan ditampilkan di atas harga.

Cara Trading dengan Parabolic SAR

Ketika berdagang dengan Parabolic SAR, trader dapat mengambil posisi jual atau beli berdasarkan arah trend pasar. Jika harga naik, trader dapat memasuki posisi beli dan menempatkan stop loss di bawah titik-titik indikator. Sebaliknya, jika harga turun, trader dapat memasuki posisi jual dan menempatkan stop loss di atas titik-titik.

Strategi Perdagangan untuk Parabolic SAR

Salah satu strategi perdagangan yang populer dengan Parabolic SAR adalah untuk memasuki posisi berdasarkan sinyal Parabolic SAR. Sinyal tersebut muncul ketika titik-titik berubah posisi dari bawah harga ke atas harga atau sebaliknya. Trader kemudian cukup memasuki posisi sesuai dengan arah tren baru dan menempatkan stop loss di sebelah titik-titik.

Cara Mengatur Parabolic SAR pada Grafik Trading Anda

Untuk mengatur Parabolic SAR pada grafik trading Anda, caranya cukup mudah. Pada platform trading Anda, cukup buka bagian indikator, cari indikator Parabolic SAR, dan klik tambah. Indikator Parabolic SAR akan langsung muncul pada grafik.

Cara Menggunakan Parabolic SAR dengan Indikator Lain

Parabolic SAR bisa berfungsi sebagai indikator tunggal atau dapat dipasangkan dengan indikator lain. Untuk strategi yang lebih matang, trader sering kali memasangkan Parabolic SAR dengan Moving Averages atau Relative Strength Index (RSI) untuk memperoleh sinyal pembalikan trend yang lebih akurat.

Keuntungan dari Menggunakan Parabolic SAR

Keuntungan dari menggunakan Parabolic SAR adalah bahwa indikator ini mudah digunakan dan dapat beradaptasi dengan semua jenis pasar. Trader dapat dengan mudah mengidentifikasi tren dan sinyal pembalikan tren menggunakan indikator Parabolic SAR.

Kerugian dari Menggunakan Parabolic SAR

Kerugian dari menggunakan Parabolic SAR adalah bahwa indikator ini rentan terhadap sinyal palsu, khususnya dalam pasar yang sangat volatil. Selain itu, jika trader terlalu tergantung pada Parabolic SAR, ia mungkin melewatkan sinyal pembalikan trend yang sebenarnya.

Kesimpulan

Parabolic SAR adalah indikator teknikal yang dapat membantu trader menentukan tren pasar dan titik pembalikan tren yang mungkin. Namun, trader harus menggunakan strategi tambahan untuk memperoleh sinyal yang lebih akurat dan menghindari kerugian besar. Indikator Parabolic SAR dapat dipasangkan dengan indikator lain untuk memberikan hasil trading yang lebih sukses.

Memahami Indikator Parabolic SAR

Indikator Parabolic SAR pertama kali diperkenalkan oleh J. Welles Wilder Jr. pada tahun 1978. Indikator ini dibuat untuk memberikan sinyal beli dan jual pada grafik harga. Parabolic SAR juga dapat membantu trader untuk menentukan level stop loss pada posisi yang terbuka. Namun, sebelum memasukkan indikator ini ke dalam strategi trading Anda, ada baiknya Anda memahami bagaimana cara Parabolic SAR bekerja.

1. Konsep Parabolic SAR
Secara umum, Parabolic SAR menunjukkan arah trend pada pasar. Indikator ini dapat ditemukan pada platform trading dan umumnya digunakan dengan setting default. Sinyal pembalikan arah trend terbentuk ketika harga membentuk pola tertentu di sekitar level Parabolic SAR dan garis Parabolic SAR kemudian memindahkan posisinya ke arah yang berlawanan.

2. Menentukan Trend dengan Parabolic SAR
Indikator ini bisa membantu Anda menentukan trend. Pada kondisi uptrend, titik Parabolic SAR akan terdapat di bawah grafik harga, sedangkan pada kondisi downtrend, titik Parabolic SAR akan berada di atas grafik harga. Kecuali pada kondisi konsolidasi, titik Parabolic SAR akan berada di dekat grafik harga.

3. Pengaturan Default
Setiap platform trading memiliki set-up yang berbeda, namun setting Parabolic SAR pada time frame H4 sering digunakan trader profesional.

4. Penggunaan Parabolic SAR pada Time Frame Kecil
Anda juga dapat menggunakan Parabolic SAR pada time frame yang lebih kecil, antara M15 hingga H1. Namun, perhatikan saat menggunakan Parabolic SAR pada time frame kecil, sinyal pembalikan arah yang dihasilkan cenderung lebih false signal dibanding dengan time frame H4.

5. Parabolic SAR sebagai Alat Konfirmasi
Serupa dengan indikator lain, Parabolic SAR juga dapat digunakan sebagai alat konfirmasi. Misalnya, ketika indikator RSI atau Stochastic menunjukkan overbought atau oversold yang mengindikasikan kemungkinan adanya reversal, Parabolic SAR bisa menjadi konfirmator.

6. Mengambil Keuntungan Dengan Parabolic SAR
Menggunakan Parabolic SAR pada grafik dapat memperlihatkan di mana titik harga yang paling optimal untuk mengambil keuntungan. Hal ini bisa dilakukan dengan menempatkan level tenang (TP) pada garis Parabolic SAR.

7. Stop Loss Menggunakan Parabolic SAR
Salah satu kemampuan yang cukup berguna dari Parabolic SAR adalah sebagai alat bantu menentukan level stop loss. Dalam mengatur level stop loss Anda bisa membuatnya serupa dengan garis Parabolic SAR di bawah atau di atas posisi Anda.

8. Melakukan Analisa Gelombang dengan Parabolic SAR
Parabolic SAR juga dapat digabungkan dengan analisis gelombang. Misalnya, sinyal Parabolic SAR adalah beli dan kenaikan harga yang terjadi sejalan dengan gelombang utama, ini dapat menjadi sinyal bagus.

9. Kelemahan Indikator Parabolic SAR
Seperti indikator yang lain, Parabolic SAR juga memiliki kelemahan terutama pada market yang sedang ranging saat garis Parabolic SAR tidak ditandai dengan baik. Selain itu, pada saat pengambilan posisi, Anda juga perlu berhati-hati dengan sinyal palsu.

10. Kesimpulan
Indikator Parabolic SAR adalah alat yang berguna bagi trader dalam menentukan arah trend serta level stop loss. Selain itu, Parabolic SAR juga dapat digunakan sebagai alat konfirmasi dan membantu menentukan level take profit optimum. Namun, seperti halnya indikator lain, Parabolic SAR juga memiliki kelemahan yang perlu diwaspadai oleh trader.

Pengertian Parabolic Sar dalam Trading

Sebelum membahas cara trading menggunakan Parabolic Sar, yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah pengertian dari indikator ini. Parabolic Sar merupakan salah satu jenis indikator teknikal yang biasa digunakan dalam trading forex maupun saham.

Indikator ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang trader bernama J. Welles Wilder pada tahun 1978 melalui bukunya berjudul “New Concepts in Technical Trading Systems”. Parabolic Sar sendiri merupakan singkatan dari “Stop and Reverse” yang artinya indikator ini bisa menunjukkan kapan mulai posisi buy atau sell pada saat harga berubah arah.

Indikator ini bisa memberikan sinyal kapan saat yang tepat untuk masuk atau keluar dari pasar. Selain itu, Parabolic Sar juga bisa membantu trader dalam menentukan level stop loss dan take profit pada suatu posisi.

Cara Membaca Indikator Parabolic Sar

Sebelum membahas cara trading menggunakan Parabolic Sar, hal yang penting untuk diketahui adalah cara membaca indikator ini. Parabolic Sar ditandai dengan serangkaian titik yang muncul di atas atau di bawah grafik harga.

Jika titik-titik tersebut berada di atas grafik harga, maka indikator tersebut memberikan sinyal sell. Sedangkan jika titik-titik tersebut berada di bawah grafik harga, maka indikator tersebut memberikan sinyal buy.

Kedua sinyal tersebut juga bisa diidentifikasi dengan adanya perubahan warna pada titik-titik tersebut. Jika titik-titik berwarna merah, maka memberikan sinyal sell. Sedangkan jika titik-titik berwarna hijau, maka memberikan sinyal buy.

Kelebihan dan Kekurangan Parabolic Sar

Setiap indikator teknikal tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan Parabolic Sar. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari indikator ini:

Kelebihan Kekurangan
Memberikan sinyal entry dan exit yang jelas Tidak cocok digunakan pada pasar yang sedang sideways
Bisa membantu menentukan level stop loss dan take profit Cenderung memberikan sinyal terlambat pada kondisi pasar yang sangat volatil
Sangat mudah dipahami dan digunakan oleh trader pemula Tidak bisa digunakan sebagai indikator tunggal dalam pengambilan keputusan trading

Cara Trading Menggunakan Parabolic Sar

Setelah memahami pengertian dan cara membaca Parabolic Sar, berikut adalah cara trading menggunakan indikator ini:

1. Identifikasi tren pasar
Sebelum membuka posisi, perhatikan terlebih dahulu kondisi tren pasar dengan melihat grafik harga. Jika harga sedang mengalami kenaikan, maka pasang Parabolic Sar di bawah grafik. Sebaliknya, jika harga sedang turun, pasang Parabolic Sar di atas grafik.

2. Masuk posisi
Jika titik Parabolic Sar berwarna hijau dan berada di bawah grafik, maka beri sinyal untuk masuk posisi buy. Sebaliknya, jika titik Parabolic Sar berwarna merah dan berada di atas grafik, maka beri sinyal untuk masuk posisi sell.

3. Tentukan level stop loss dan take profit
Setelah masuk posisi, tentukan level stop loss dan take profit dengan memperhatikan titik-titik Parabolic Sar. Level stop loss ditempatkan di bawah titik Parabolic Sar jika posisi buy, dan di atas titik Parabolic Sar jika posisi sell. Sedangkan level take profit bisa ditempatkan pada level resistance atau support terdekat.

4. Keluar dari pasar
Keluar dari pasar jika Parabolic Sar berubah warna atau terdapat signal dari indikator lain yang memberikan sinyal berlawanan dengan posisi yang dibuka.

Kesimpulan

Parabolic Sar dapat menjadi indikator yang bermanfaat dalam membantu trader dalam mengambil keputusan open buy atau sell. Meskipun demikian, indikator ini harus dipadukan dengan beberapa indikator teknikal lain sehingga dapat membantu trader dalam pengambilan keputusan trading yang lebih akurat. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda yang ingin mencoba trading menggunakan Parabolic Sar.

Tahukah kamu sekarang bagaimana cara trading menggunakan Parabolic SAR? Semoga informasi yang kami berikan dapat membantu dan bermanfaat bagi trader pemula maupun yang sudah berpengalaman. Ingatlah bahwa dunia trading selalu berubah dan berkembang, oleh karena itu pastikan selalu update informasi terbaru seputar trading. Terima kasih sudah membaca dan jangan lupa kunjungi kami lagi untuk mendapatkan informasi menarik seputar dunia trading.